15 Juni 2009

Dua maulid di dua kota pada satu hari

Dua Mawlid di dua Kota Dalam satu hari

Dua maulid di dua kota pada satu hari

oleh Shodiqur Rifqi

Pada 29 Mei 2009 yang lalu penulis diberi kesempatan untuk menghadiri maulid Nabi di kota Solo , Jawa Tengah dalam rangka safari maulid bersama Syaikh Hisyam Kabbani ( wakil mursyid tarekat Naqsybandi Haqqani ) dan Habib Syech bin ‘Abdul Qadir Assegaf ( Pengasuh Ahbabul Mushthofa ) serta KH . Salman Dahlawi ( Mursyid tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah Khalidiyah dan pengasuh Ponpes Al-Manshur , Popongan , Klaten , Jateng )

Pada acara bertajuk “Solo Bersholawat “ banyak sekali dihadiri ribuan jama’ah , walaupun hujan yang mengguyur kota Solo sejak senja hari tak menyurutkan kehadiran mereka di masjid agung Surakarta yang berada di alun –alun Keraton tersebut .

Acara yang dimulai sejak jam 8 an malam itu diawali pembacaan qashidah yang sangat merdu yang dibawakan oleh santri – santri Habib Syech yang terkenal dengan pukulan terbang dan rebananya yang khas serta suara yang merdu . Setelah itu Habib Syech yang datang kemudian bersama Syaikh Hisyam beserta rombongan langsung memimpin pembacaan syair - syair yang semangat yang membikin rindu kepada Nabi Saw .


Ketika mulai beranjak malam , Syaikh Hisyam memberikan tausiyah yang diter- mahkan oleh Syekh Mushtofa Mas’ud . Diantara nasehat syaikh Hisyam antara lain :


“Nisbah dari pujian Allah pujian kepada Nabi Muhammad adalah Oleh karena kita diperintah oleh Allah untuk melakukannya sebagai satu bentuk dan langkah pendekatan kehadirat Dia yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih Maha Penyayang .

Barangsiapa memuji kepada Rasulullah seperti diberitakan oleh Allah sesungguhnya Allah sendiri berikut seluruh para Malaikat berkenan untuk hormat .“

Hormat adalah kerendahan hati untuk membuat yang dihormati terjunjung tinggi . Allah yang Maha Luhur Maha Agung saja menempatkan diri-Nya begitu rendah hati , apakah kalau kita mengikuti Dia dan memuji nabi Muhammad tidak akan diberi keberuntungan yang berlipat ganda tiada terhingga ? “

………

( Syaikh Hisyam bertanya kepada para hadirin ) :

“anda semua pengen surga atau neraka ??

“apakah kalian shalat lima waktu ? “

“apakah anda suka dusta ?”

“Dusta kita adalah karena kita di zaman azali dahulu sudah berjanji , ketika kita berjanji bersama Allah .

Oleh karena itu ditanya “ Siapakah Aku “ ? ya kami menyaksikan bahwa Engkau Tuhan kami dan bahwa nabi Muhammad adalah junjungan kami yang harus tidak boleh kami jauh jauh dari padanya .

Tapi di dunia ini kita terjerumus asyik dengan sensasi dan stimulasi dari syahwat dan dunia , kita lupa dengan janji kita itu , itulah dusta yang kita lupa .

Dusta paling besar adalah mendustakan Nabi Muhammad seolah - olah beliau tidak ada . “

……………

Acara maulid diakhiri dengan sambutan oleh Habib Syech serta doa oleh serta KH . Salman Dahlawi .


* makan malam bersama sebelum maulid dimulai



Pagi harinya pada hari Sabtu , penulis berkesempatan lagi mengikuti maulid Nabi Muhammad saw di Musholla Baitul ‘Atiq , Gedong Kuning , Yogyakarta .

Sebagai khadimul maulid adalah Ir. Habib M.Effendi al-Eydrus ( mursyid tarekat Alawiyah juga salah seorang murid Habib M. Luthfi bin Yahya , Pekalongan ).


Jadwal acara yang dimulai sejak habis subuh dengan pembacaan surat Yasin , wirid Aqidah Nafi’ah (lil Imam ‘Ali bin Abi Bakar as sakran ) dan Ratib ‘Alaydrus ( lil Imam ‘Abdullah Alaydrus ) tersebut didatangi para jama’ah yang jumlahnya sampai ratusan , juga dihadiri para tokoh masyarakat seperti TNI , Kepolisian , Pemkot Yogyakarta dan para ulama .


Habib Muhammad Effendi yang biasa disapa dengan panggilan habib Muh yang asli orang kalimantan dalam setahun sekali biasa menyelenggarakan Maulid Nabi secara meriah tahun ini temanya adalah “ Jimat Perekat Kedamaian Dunia “.

Pada Maulid kali ini , salah satu daya tariknya adalah kehadiran al-Habib Muhammad Luthfi bin ‘Ali bin Hasyim bin Yahya ( Pekalongan ) untuk acara pelantikan Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqah al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Kodya Yogyakarta ( Periode 2008 – 2012 ) .

Pada saat penulis datang sekitar pukul delapan pagi dimulailah pembacaan Ratib al-‘Adni (lil Imam Abu Bakar Alaydrus al-‘Adni) serta maulid al- Mahmud (lil Habib ‘Alwi bin Abi Bakar Bilfaqih) .Setelah itu sambutan Khadimul Maulid yang diwakili oleh seorang staf TNI .

Hal yang tidak terduga adalah hadirnya Habib ‘Ali bin Muhammad al-Haddad dari Hadhramaut ( beliau merupakan wakil dari Habib ‘Umar bin Muhammad bin Hafizh untuk Darul Mushtafa di Indonesia ) , serta Thoha Al-Musawa yang merupakan sarjana dari Qum , Iran .

Tausiyah pertama disampaikan Thoha Al-Musawa , kemudian tausiyah kedua oleh Habib ‘Ali bin Muhammad al-Haddad yang diterjemahkan oleh Thoha Al-Musawa .


Diantara Nasehat Habib ‘Ali adalah :

“ Dimana suatu saat beliau Rasulullah saw pernah menuju ke Thaif untuk berdakwah sendiri . Tapi sesampainya disana mslsh beliah mendapatkan lemparan demi lemparan batu , dimana batu tersebut ada yang mengenai hidung beliau , ada yang mengenai ubun –ubun beliau sampai berdarah .

Tetapi beliau pun tahu Darah yang mengucur atau menetes itu ditadai dengan kedua tangan beliau sehingga tidak ada darah yang menetes ke bumi . beliau ditanya “ emangnya kenapa ya Rasul , kalau engkau tadai itu darah “ ?? kata beliau “ Aku takut apabila darahku itu terkena bumi Maka bala dari Allah akan terkena buat mereka “.

Malaikat pun turun , “ Ya rasul apakah kamu izinkan saya untuk memberikan insya Allah kepada mereka , jika dua gunung ini saya himpitkan kepada mereka saya hancurkan mereka dengan dua gunung ini

jangan , jangan “ , Rasul menolak itu ..“Aku masih berharap nanti diantara tulang sulbi mereka akan mengeluarkan orang –orang yang akan mengikuti ajaran kami “.

Jagalah inilah Nabi kalian yang mana membalas keburukan dengan kebaikan , mem balas sayyiah dengan hasanah , inilah akhlak Rasul saw “ .

Kemudian jamaah disuguhi jamuan makan siang berupa nasi kebuli dilanjutkan sholat zuhur .

.......

Setelah cukup lama menunggu , menjelang ashar datanglah Habib M.Luthfi bin Yahya , karena waktu yang semakin sempit , khotbah ikhtitam segera dimulai .

Diantara nasehat yang disampaikan oleh Habib Luthfi adalah :

Di dalam kitab jamiul ushul lil Awliya Thoriqah adalah buah nya syariah , tasawwuf adalah buahnya thoriqah . jadi bukan tasawwuf melahirkan thoriqah , tapi thoriqah yang melahirkan tasawwuf .

Sumbernya thoriqah adalah : “al ihsan an ta’budallah ka annaka tarah , fa in lam takun tarah , fa innahu yarooka . “ itu sumbernya thoriqah

Sekali lagi thoriqah bukan satu wadah yang artinya merupakan kayak partai, tidak.

atau kelompok yg mendadak dibentuk ,itu tidak .Tetapi thoriqah sudah ada taswwuf sudak ada semenjak baginda Nabi saw

Orang – orang ahli tasawwuf , dalam tasawwuf itu dibagi tiga bagian . Tasawuf yang terkait dengan akhlak wal adab ini disebut mubtadi-iin , pertama kalau sekolah itu baru SD .

contohnya orang makan disunahkan pakai tangan kanan , setelah cuci tangan , adabnya membaca doa setelah makan itu sudah merupakan tasawwuf itu disebut tasawwuf mubtadi-iin . masuk kamar mandi kaki kiri , keluar kaki kanan itu disebut tasawwuf .

jadi yang artinya tasawwuf itu bukan pakaian baju yang kumal atau baju yang tambal -tambalan apalagi umpamanya , bukan itu , kacamata nya berbeda .

tasawwuf itu meletakkan adalah alat pembersih hati letaknya memang di hati .

………….

Nanti merasakan memerlukan zikir dan memerlukan orang yang mentalqin kepada kita nanti setelah kita begini ( habib memperagakan orang yang lagi sakaratul maut , red ) sebelah nya yasin , yang begini ( sakarat , red ) tetap saja , yang yasinan tetap saja , terus .Ditalqin Allah Allah ndak denger , Alhamdulillah kalau masih denger saja masih alhamdulillah . Tapi kalau mendengar lupa mau apa ? orang itu semua mau mati nggak kira – kiranya? akan mati .


Persiapan kita menghadap kepada Allah Swt itu apa , untuk hingga bisa mencapai martabat husnul khotimah . Kalau kita menjadi orang yang pelupa , diitalqin Allah – Allah , kaget , Allah itu siapa ? lupa kepada Allah swt .Nah , Thoriqat sangat penting sekali disini berperan pada waktu sakaratul maut .

……..

Thoriqah itu jumlahnya banyak ada 41 thoriqah semua bersumberkan dari baginda nabi saw dan tidak ada thoriqh itu saling unjuk saya yang paling tinggi saya paling besar , ndak ada . yang bisa menakar kalimat Laa ilaha illAllah siapa ? (Allah ) .

Kalimat Laa ilaha illAllah yang dibaca Qadiriyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Syadzaliyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca ‘Alawiyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Syathoriyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Jistiyyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Idrisiyyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Tijaniyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Haqqaniyah , Laa ilaha illAllah yang dibaca Suhrawardiyah , syathoriyah dan sebagainya , semuanya Laa ilaha illAllah , siapa yang bisa menakar bobotnya kalimat Laa ilaha illAllah . itu kan awliya nya saja masing- masing , ini pangkat nya keawliyaannya nya tinggi , ini tinggi , itupun tidak dijadikan tolak ukur .

.......

Kita diwajibkan cinta kepada al -’ulama cinta kepada para awliya , sudah .

Kewajiban kita mahabbah tidak wajib mengetahui mana wali ini yang lebih tinggi mana wali ini yang lebih rendah . Itu bukan urusan saya , itu urusan Allah swt yang menciptakannya .

Urusan kita kewajiban mahabbah kepada para awliya-illah , mahabbah kepada para al-’ulama , mahabbah kepada ahli baitin Nabi saw.

………..

Kemudian acara pelantikan Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqah al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Kodya Yogyakarta ( Periode 2008 – 2012 ) dilksanakan . Yang melantik adalah KH.Drs. Chabib Thoha ( Habib Luthfi setelah tausiyah meninggalkan arena acara untuk berisitirahat ) dan ditutup dengan doa oleh Habib Muh.Effendi al-eydrus .

Semoga syafaat Rasul saw kita dapatkan di dunia dan akhirat , Amiin .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar