22 Juli 2009

Isra wal Mi'raj Rasulullah SAAW

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[*] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. [ Q.S Al- Isra ( Bani Israil ) : 1 ]

[*] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.



13. dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[*].
15. di dekatnya ada syurga tempat tinggal,
16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
17. penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
18. Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
( Q.S An-Najm: 13-18)

[*] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.


Peristiwa Isra Mi’raj dalam kitab – kitab Mawlid

Qashidah al- Burdah lil Imam Abi ‘Abdillah Muhammad Al-Bushiri

ISRA` MI`RAJ NABI MUHAMMAD SAW

- Wahai sebaik baik manusia Para pencari kebaikan menuju kediamannya
Dengan berjalan kaki atau unta yang cepat berlari

- Wahai Nabi nan menjadi pertanda besar bagi para pencari pelajaran
Duhai Nabi yang merupakan nikmat yang agung bagi orang yang ingin beruntung

- Dikala malam engkau berjalan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
Bagai purnama yang berjalan menembus malam gelap gulita

- Dan engkau terus meninggi hingga suatu tempat engkau gapai
Yaitu tempat sekira kira dua busur panah tak bisa di gapai dan diasa

- Para Nabi dan Rasul mempersilahkan anda didepan
Laksana penghormatan pelayan kepada sang majikan

- Engkau tembus langit yang tujuh lapis bersama para Nabi dan Rasul
Dalam kumpulan Malaikat , engkaulah menjadi pemimpinnya

- Hingga tak satu puncak kau sisai bagi orang yang ingin mendahului
Tempat dekat dan tempat tinggi bagi pencari derajat tinggi

- Dibandingkan dengan derajatmu derajat ini jadi rendah semua
Karena dengan khusus dipanggil namamu seperti mufrad `alam dalam kekhususan nya

- Agar engkau peroleh hubungan sempurna tertutup dari pandangan mata
Dan rahasia nan tiada terbuka tersimpan dari makhluk tercipta

- Kau kumpulkan semua kebanggaan dan keutamaan nan tak terbagi
Kau lewati setiap derajat ketinggian , derajat nan tak terdesaki

- Sungguh agung nilainya derajat yang kau dapati
Sungguh jarang dan langka dapatkan nikmat yang engkau diberi

- Kabar gembira hai umat manusia
Bagi kita tiang kokoh nan jaya , tak kan roboh padam

- Tatkala Allah panggil Nabi pengajak kita karena keta`atannya kepada Allah
Dengan panggilan Rasul termulia maka jadilah kita umat yang paling mulia




Mawlid Al-Barzanji li ‘Allamah Sayyid Syaikh Ja’far bin Hasan Al-Barzanji

Kemudian beliau dijalankan di malam hari dengan ruh dan tubuhnya dalam keadaan jaga dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan serambinya yang suci. Dan beliau dimi’rajkan (dinaikkan ) ke langit .

Lalu beliau melihat Nabi Adam as di langit pertama , yang telah diagungkan dan ditinggikan oleh kebesarannya . Di langit yang kedua beliau melihat Nabi ‘Isa bin Maryam as , gadis bakti dan bersih dan putra bibinya (dari ibu) , Nabi Yahya as yang telah diberi hikmah ketika masih kanak – kanak .

Di langit ketiga beliau melihat Nabi Yusuf as dengan romannya yang tampan . Di langit keempat beliau melihat Nabi Idris as yang kedudukannya diangkat dan ditinggikan oleh Allah Swt .

Di langit kelima beliau melihat Nabi Harun as yang dicintai di kalangan bani Israil . Di Langit keenam beliau melihat Nabi Musa as , yang telah diajak berbicara oleh Allah Ta’ala dan ia bermunajat kepada –Nya . Dan dia langit ketujuh beliau melihat Nabi Ibrahim as , yang telah datang kepada Tuhannya dengan hati yang bersih dan maksud yang baik . Dan Tuahn telah memelihara dan menyelamatkannya dari api Namrudz .

Kemudian beliau dinaikkkan ke Sidratul Muntaha sampai belaiu mendengar deritan qalam ( pena ) mengenai urusan – urusan yang ditetapkan . Sampai ke maqam keterbukaan tirai dan beliau didekatkan oleh Allah pada-Nya , dan Dia hilangkan baginya tirai cahaya – cahaya keagungan . Allah perlihatkan kepadanya dengan kedua mata kepalanya apa yang Dia diperlihatkan dari hadirat ketuhanan . Dan apa yang Dia hamparkan baginya hamparan pengambilan dalil .

Allah mewajibkan atasnya dan umatnya lima puluh kali shalat . Kemudian awan anugerah itu muncul sehingga dikembalikan kepada shalat lima waktu . Lima waktu itu mendapat pahala lima puluh kali shalat sebagaimana Dia kehendaki dan tetapkan pada azali .

Kemudian beliau kembali malam itu juga , lalu ( Abu Bakar ) Ash-Shiddiq membenarkan isra-nya itu . Begitu juga setiap yang mempunyai akal dan pemikiran..Tetapi suku Quraisy mendustakannya dan menjadi murtadlah orang yang diisesatkan oleh dan digelincirkannya .

Mawlid Ad-Diba’i lil Imam asy- Syaikh ‘Abdurrahaman Ad-Diba’i
………………..
Mahasuci Tuhan yang telah menentukan Nabi saw pada tempat yang tertinggi dan menjalankannya di waktu malam menghadap Allah sampai sejarak anak panah dengan busurnya atau lebih dekat lagi. Dan dikokohkannya dengan berbagai mukjizat yang tak terhitung banyaknva.

……………………………………………….



Mawlid Al- ‘Azabi li Asy-Syekh Muhammad Al-‘Azabi

Kemudian Al-Musyaffa’ ( Nabi yangdiberi syafaat ) itu terus naik meninggi kedudukannya dengan keindahan kesempurnaannya yang tersendiri .

Sehingga Allah yang Maha Pengasih mengutusnya sebagai rahmat ( bagi sekalian alam ) dan berbahagialah orang yang menganut agamanya yang lurus .

Dan dalam keadaan terjaga Nabi Muhammad saw telah diperjalankan di waktu malam dengan ruh dan jasadnya dan banyaklah keajaiban yang telah diperlihatkan kepadanya .

Nabi Muhammad saw mengendarai “ Buroq “ sementara Jibril berjalan di bawah kendaraannya dengan tujuan agar mendapatkan kemuliaan . “

Beliau menuju Baitul Maqdis dan di dalamnya beliau meng-imami sholat dengan para Nabi - lalu beliau melakukan “ Mi’raj” – naik ke langit- dengan rasa gembira .

Allah Swt memperlihatkan telah memperlihatkan kepadanya tanda - tanda kebesaran_nya dan telah pula mewajibkan sholat lima waktu , dengan demikian telah tercapai tujuan mi’raj itu .

Sejarak 2 ujung busur panah , al-Habib ( sang kekasih Allah ) telah mendekat sehingga melihat Tuhannya yang Maha Tinggi lagi Maha Agung .

( semua perjumpaan itu terjadi) mata kepala dan hatinya dan berhati – berhatilah atas hal – hal yang telah sah dan dibenarkan .

Allah yang Maha Tinggi telah berfirman kepadanya dengan lemah lembut : “ Mintalah kepada Ku , niscaya Aku beri apa –apa yang engkau minta dan Aku akan melebihkannya .”

Ketika ia diliputi nur indah dan halus untuk menyaksikan-Nya , “Al-Amin “ pun mundur dari pada-Nya karena pengaruh wibawa-Nya.

Ketika itu beliau bersabda : “ kalau seandainya aku dikedepankan , niscaya aku akan terbakar oleh sinar itu , maka posisinya pada saat itu benar - benar ditebus dengan ruh .


Simthud-Durar ( Maulid al-Habsyi )
lil Imam Al-Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi

Dan diantara kehormatan yang dikhusukan
Bagi Rasul termulia ini ;
Mi’raj-nya ke hadirat Allah Maha Penyayang
Yang kebaikan-Nya selalu melimpah
Yang karunia-Nya selalu tercurah .
Serta adanya bukti - bukti kuasa-Nya yang gemilang
Yang dialami pada peristiwa itu;
Dan kemuliaan bagi langit- langit serta penghuninya
Dengat terbitnya nur pelita itu bagi mereka .

Maka Rasulullah saw mengarungi angkasa
Bersama Jibril Al-Amin
Menuju hadirat Allah Al-Malikul Jalil
Diiring segala kemuliaan dan penghormatan .

Tiada penghuni langit yang dimasukinya
Kecuali segera menyongsong kedatangannya
Dengan penghormatan dan berbagai ucapan selamat dating
Setiap Rasul yang dilewati
Menyampaikan kabar gembira yang diketahuinya
Tentang tinggi kedudukannya di sisi Tuhannya .

Sampai ia melampaui ketujuh lapis ,
Dan mencapai hadirat mutlak tiada berbatas
Di sana ia diliputi belaian karunia lembut .
Penuh keakraban
Datang dari hadirat Ilahi ,
Menyambutnya dengan aneka ragam ucapan selamat ,
Memuliakannya dengan berbagai anugerah besar ,
Melimpahkan padanya seindah- seindahnya pemberian ,
Dan memannggilnya dengan semulia -mulia salam ,
Setelah ia sendiri menunjukkan puji – ujian ke hadirat Ilahi ,
“At-Tahiyyatul Mubaraktus Sholawatut thoyyibat.”

Aduhai , betapa lembut belaian karunia yang diterimanya itu !
Betapa indah pertemuan yang agung itu !
Dalam hadirat serba gemilang ,
Saat dzat (Rasul) memberi kesaksiannya
Bagi keagungan Dzat (Allah ) Tuhannya.
Seraya merangkum rahmah ilahiyyah penuh kasih saying
Serta anugerah-Nya yang melimpah ruah ,
Dalam suasana khudhu’ dan penyerahan diri kepada-Nya.

“itulah tingkatan yang memaksa setiap idaman
Jatuh bererai memendam sesal dan putus asa
Demi melihatnya amat tinggi
Tinggi sekali dari segala jangkauan . “


Banyak sekali pengalaman halus melekat pada jiwa Rasul,
Yang diperoleh dalam perjumpaan ketika itu ,
Serta ilmu dan pengetahuan yang dicapainya
Tatkala … “Allah mewahuykan kepada hamba-Nya
Apa yang diwahyukan-Nya
Dan tiada hati Rasul mendustakannya…”.

Itu semata-mata karunia hadirat Maha Pengasih
Dikhususkan bagi insan ini seorang
Simpati penuh kasih sayang ditujukan kepadanya
Tiada mungkin jin dan manusia mana pun merangkumnya
Itulah pemberian teramat istimewa
Pena siapa pun tak’kan berani mencoba
Menguraikan tentang hakikatnya
Lidah pun tak’kan mampu mengungkapkan
Makna halus yang tersembunyi padanya
Hadirat Allah yang maha-luas mengkhususkannya
Hanya bagi pandangan Nabi yang menatap dengan saksama
Dan telinganya yang mendengar dengan cermat
Maka tiada keinginan seseorang patut mengidamkan
Tersingkap baginya rahasianya yang tersembunyi
Atau meliput cahaya nurnya dengan sempurna
Karena itu adalah hadirat terlalu agung
Untuk bisa dilihat para Pengamat
Dan tingkatan tiada mungkin tercapai
Kecuali bagi penghulu para rasul
***
Maka sungguh berbahagia hadirat Muhammad
Menerima anugerah agung berlimpah
Berdatangan dari hadirat Allah Yang Maha Esa
Aduhai, betapa beruntungnya ia
Mencapai kedudukan setinggi ini…

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar